Tumbuhkan Cinta Budaya Sejak Dini, Tim II KKN UNDIP Kenalkan Folklor Desa Podo ke Siswa-siswi SD.
Mahasiswa Tim II KKN UNDIP kenalkan Folklor Desa Podo ke siswa-siswi SDN 02 Podo (01/08/2024) |
Kegiatan ini merupakan program kerja KKN monodisiplin yang dirancang oleh Alvian Dimas Fajar Cahya, mahasiswa dari jurusan Antropologi Sosial dengan tujuan untuk mengenalkan folklor Desa Podo salah satunya, yaitu sejarah Desa Podo dan cerita rakyat Mbah Jebeg kepada siswa-siswi SD kelas 3.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan cinta budaya sejak dini dan meningkatkan kesadaran pentingnya menghargai budaya lokal kepada siswa-siswi SD.
Kegiatan ini diisi dengan empat rangkaian acara, yaitu penyampaian materi definisi folklor, kemudian disambung dengan pengenalan sejarah Desa Podo dan cerita rakyat Mbah Jebeg, permainan tebak cerita, dan yang terakhir penyerahan buku folklor Desa Podo kepada kepala sekolah.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini mencakup penjelasan mengenai definisi folklor dan berbagai jenisnya. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan sejarah Desa Podo serta cerita rakyat Mbah Jebeg. Para siswa tampak sangat antusias mendengarkan penjelasan mengenai folklor dan sejarah Desa Podo.
Dalam sesi tersebut, dijelaskan bahwa Desa Podo dulunya dikenal sebagai pengrajin pandai besi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, profesi ini mengalami pergeseran drastis. Saat ini, pengrajin pandai besi di desa ini semakin berkurang, dan sebagian besar penduduk Desa Podo kini beralih menjadi pekerja konveksi celana jeans rumahan.
Bergeser ke cerita Mbah Jebeg, beliau merupakan seorang empu pada zaman Kerajaan Mataram Islam yang dikenal dengan nama Empu Supo. Pada suatu waktu, Empu Supo mendapat perintah dari raja untuk membuat sebuah pusaka berupa keris.
Setelah selesai, pusaka tersebut dinamakan keris Sengkelat dan diserahkan kepada raja. Terpesona oleh keindahan dan keampuhan keris tersebut, raja kemudian meminta Empu Supo untuk membuat duplikatnya.
Namun, sebelum keris kembaran tersebut selesai, keampuhan keris Sengkelat mulai menarik perhatian banyak orang di kerajaan, termasuk para pendekar yang berambisi untuk memiliki pusaka tersebut. Merasa terancam oleh para pemburu pusaka, Empu Supo memutuskan untuk melarikan diri dan bersembunyi di suatu tempat yang dalam bahasa Jawa dikenal sebagai "Podo," yang berarti titik berhenti atau tempat berdiam.
Empu Supo kemudian menetap di Desa Podo hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Dusun Jebegan, Desa Podo. Hingga saat ini, makam Empu Supo dikenal dengan sebutan Makam Mbah Jebeg, dan setiap tahun diadakan peringatan Haul di makam tersebut, yang menjadi bagian penting dari tradisi dan budaya lokal Desa Podo.
Rangkaian acara selanjutnya adalah permainan tebak cerita dalam bentuk sesi tanya jawab interaktif yang mengajak siswa untuk menceritakan kembali apa yang mereka pelajari dari cerita tersebut. beberapa siswa-siswi yang aktif menceritakan apa yang sudah disampaikan diberi hadiah oleh mahasiswa KKN sebagai bentuk apresiasi.
Rangkaian acara ditutup dengan penyerahan buku folklor Desa Podo kepada kepala sekolah SDN 02 Podo, buku tersebut merupakan karya dari mahasiswa KKN Alvian Dimas Fajar Cahya. Harapannya buku tersebut dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa-siswi SDN 02 Podo untuk lebih menghargai budaya lokal dan melestarikannya secara berkelanjutan.
Ibu Sri Kepala Sekolah SDN 02 Podo, menuturkan bahwa buku ini dapat menjadi jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini.
“Buku folklor ini ini dapat menjadi jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini, serta diharapkan dapat menghidupkan kembali cerita-cerita rakyat Desa Podo agar tidak hilang ditelan zaman”. ujarnya.
Wali kelas 3, Ibu Wiwin, juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
"Saya sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang sudah mengadakan kegiatan ini. Anak-anak jadi lebih mengenal cerita rakyat dan budaya desa mereka sendiri. Ini penting untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal sejak dini," ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SDN 02 Podo dapat semakin memahami dan menghargai kekayaan budaya lokal yang mereka miliki, serta menjaga dan melestarikannya untuk generasi mendatang.
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Tim II UNDIP mengenalkan Folklor Desa Podo kepada siswa-siswi SDN 02 Podo.