Pendidikan
0
KARANGANYAR – Sisa nasi seringkali menjadi masalah bagi banyak keluarga, biasanya berakhir sebagai limbah atau makanan ternak. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) 2023/2024 menemukan solusi inovatif di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, yang dikenal dengan lahan persawahannya yang luas dan hasil panen padi yang melimpah.
Mahasiswa KKN UNDIP, Nur Lintang Permata dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, mengadakan program pembuatan “Keripik Nasi Tanpa Jemur” pada Minggu (04/08/24). Program ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan pangan dengan memberikan nilai tambah pada sisa nasi, yang seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal di desa ini.
Keripik nasi ini menawarkan solusi praktis untuk mengolah sisa nasi. Berbeda dengan pembuatan keripik tradisional yang membutuhkan waktu penjemuran lama dan berisiko terkontaminasi debu atau kotoran, metode ini menggunakan teknik penggorengan yang lebih cepat dan higienis. Proses ini memungkinkan keripik nasi siap dalam waktu singkat tanpa mengorbankan kebersihan dan kualitas produk.
Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa Pulosari, khususnya dari RT 03 Dusun Klolokan, yang sangat antusias mengikuti praktik pelatihan ini. Para peserta diajarkan manfaat dari keripik nasi, yang tidak hanya mengurangi limbah makanan tetapi juga menghasilkan camilan yang bergizi. Proses pembuatan dimulai dengan menyiapkan 150 gram sisa nasi yang agak lembek (jika nasi keras, bisa dikukus sebentar atau ditambahkan sedikit air).
Mengubah Sisa Nasi Menjadi Keripik, Tanpa Dijemur! Inovasi Mahasiswa KKN UNDIP
KARANGANYAR – Sisa nasi seringkali menjadi masalah bagi banyak keluarga, biasanya berakhir sebagai limbah atau makanan ternak. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) 2023/2024 menemukan solusi inovatif di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, yang dikenal dengan lahan persawahannya yang luas dan hasil panen padi yang melimpah.
Mahasiswa KKN UNDIP, Nur Lintang Permata dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, mengadakan program pembuatan “Keripik Nasi Tanpa Jemur” pada Minggu (04/08/24). Program ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan pangan dengan memberikan nilai tambah pada sisa nasi, yang seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal di desa ini.
Keripik nasi ini menawarkan solusi praktis untuk mengolah sisa nasi. Berbeda dengan pembuatan keripik tradisional yang membutuhkan waktu penjemuran lama dan berisiko terkontaminasi debu atau kotoran, metode ini menggunakan teknik penggorengan yang lebih cepat dan higienis. Proses ini memungkinkan keripik nasi siap dalam waktu singkat tanpa mengorbankan kebersihan dan kualitas produk.
Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa Pulosari, khususnya dari RT 03 Dusun Klolokan, yang sangat antusias mengikuti praktik pelatihan ini. Para peserta diajarkan manfaat dari keripik nasi, yang tidak hanya mengurangi limbah makanan tetapi juga menghasilkan camilan yang bergizi. Proses pembuatan dimulai dengan menyiapkan 150 gram sisa nasi yang agak lembek (jika nasi keras, bisa dikukus sebentar atau ditambahkan sedikit air).
Nasi dihaluskan, lalu dicampur dengan 1 sendok teh bumbu kaldu, 1 sendok teh bawang putih halus, 1/2 sendok teh merica, dan garam secukupnya, kemudian diaduk rata. Selanjutnya, ditambahkan 10 sendok makan tepung tapioka dan diuleni hingga kalis.
Adonan yang telah siap dibentuk dengan mengambil sejumput adonan sebesar ibu jari, diolesi tepung tapioka, lalu dipipihkan menggunakan wadah hingga tipis. Panaskan minyak dalam wajan hingga benar-benar panas, kemudian goreng keripik hingga kecoklatan dan garing. Setelah matang, keripik ditiriskan dan ditaburi bumbu balado serta daun jeruk kering atau parsley kering untuk menambah aroma.
Keripik nasi ini menawarkan tekstur renyah dan rasa yang gurih, menjadikannya alternatif camilan yang lezat dan bergizi. Ibu Sri, salah satu peserta, berkomentar, “Biasanya sisa nasi kami jemur, tapi untuk nasi yang lembek memang gampang berjamur, Mbak. Boleh juga nih, dibikin keripik seperti ini tanpa dijemur!”
Program ini tidak hanya memberikan solusi untuk mengolah sisa makanan, tetapi juga membuka peluang baru dalam industri makanan lokal. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini, masyarakat Desa Pulosari diharapkan dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan bahan pangan yang ada, mengurangi pemborosan makanan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka.
Adonan yang telah siap dibentuk dengan mengambil sejumput adonan sebesar ibu jari, diolesi tepung tapioka, lalu dipipihkan menggunakan wadah hingga tipis. Panaskan minyak dalam wajan hingga benar-benar panas, kemudian goreng keripik hingga kecoklatan dan garing. Setelah matang, keripik ditiriskan dan ditaburi bumbu balado serta daun jeruk kering atau parsley kering untuk menambah aroma.
Keripik nasi ini menawarkan tekstur renyah dan rasa yang gurih, menjadikannya alternatif camilan yang lezat dan bergizi. Ibu Sri, salah satu peserta, berkomentar, “Biasanya sisa nasi kami jemur, tapi untuk nasi yang lembek memang gampang berjamur, Mbak. Boleh juga nih, dibikin keripik seperti ini tanpa dijemur!”
Program ini tidak hanya memberikan solusi untuk mengolah sisa makanan, tetapi juga membuka peluang baru dalam industri makanan lokal. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini, masyarakat Desa Pulosari diharapkan dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan bahan pangan yang ada, mengurangi pemborosan makanan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka.
Editor: Anggi Putri
Via
Pendidikan