Mahasiswa KKN UNDIP Berdayakan Masyarakat Melalui Pembinaan Pembuatan Pupuk Kompos Organik
Program pembinaan pembuatan pupuk kompos organik dilaksanakan pada Kamis (01/08/24) dengan sasaran warga Desa Tanjungsari dan UMKM yang mengolah hasil pertanian warga setempat.
Dilatarbelakangi oleh sampah atau limbah organik seperti limbah hasil pertanian, kegiatan masak, serta aktivitas warga sehari-hari yang belum terolah dengan baik, pembuatan pupuk kompos diharapkan dapat menjadi alternatif yang mendukung serta memberdayakan potensi daerah sekaligus mengolah limbah organik dengan tepat.
Pengomposan adalah proses alami di mana bahan organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, diurai oleh mikroorganisme menjadi kompos yang kaya akan nutrisi. Beberapa tujuan pengomposan meliputi minimalisasi limbah pertanian, memperbaiki dan membantu kesuburan tanah, alternatif dari penggunaan pupuk kimia, minimalisasi gas rumah kaca, serta menghemat pengeluaran uang. Beberapa manfaat dari pupuk organik ini meluputi meningkatnya kesuburan tanah, meningkatnya retensi air tanah, mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia, serta ramah lingkungan.
Dalam membuat pupuk kompos organik, digunakan alat dan bahan berupa sampah coklat, sampah hijau, composting bag atau wadah, masker, sarung tangan, dan sekop. Pembuatan pupuk kompos organik juga relatif mudah dan simpel, yakni:
- Kumpulkan bahan organik, yaitu sampah coklat seperti daun kering dan sampah hijau seperti sisa buah-buahan atau sayuran.
- Potong kecil-kecil untuk mempercepat proses penguraian.
- Buat tumpukan dan gunakan wadah, pilih tempat yang tidak terlalu basah atau kering.
- Campur dan balik secara berkala agar oksigen masuk dan mempercepat penguraian.
- Jaga kelembaban dengan menambahkan air jika terlalu kering, atau bahan kering jika terlalu basah.
- Biarkan pupuk kompos terurai secara alami dengan waktu penguraian beberapa minggu hingga beberapa bulan.
- Apabila kompos sudah berbau tanah segar, warna gelap coklat tua atau hitam, dan tekstur rapat, maka kompos siap digunakan.
Kompos organik yang sudah jadi dapat digunakan pada tanaman sebagai pupuk dasar, pupuk tambahan, maupun pupuk cair kompos atau teh kompos. Dalam mengembangkan potensi desa, kompos dapat diaplikasikan ke beberapa tanaman pertanian seperti padi, jagung, kedelai, dan lain sebagainya.
Dalam keberjalanan program pembinaan pembuatan kompos organik, dilakukan simulasi pembuatan kompos dan dibagikan leaflet sehingga peserta pembinaan dapat membaca serta memahami apa itu kompos, manfaatnya, serta cara membuatnya.
Program sukses dilakukan dan warga antusias dalam mencoba membuat kompos. Kompos hasil simulasi dan kompos yang sudah jadi dibagikan kepada warga setempat agar warga tetap antusias setelah pembinaan selesai dilakukan.
Penulis: Gabriel Stanley William, Mahasiswa Teknik Lingkungan KKN Tim II UNDIP 2024.
Editor: Nur Ardi