Inovatif! Mahasiswa KKN-T UNDIP Ciptakan Dehydrator Canggih untuk Pengawetan Kerajinan Eceng Gondok
Alat ini dikembangkan untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam proses produksi kerajinan eceng gondok, yaitu ketergantungan pada cuaca dan intensitas cahaya matahari saat pengeringan.
Sebelumnya, proses pengeringan kerajinan tangan eceng gondok dilakukan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari.
Metode ini seringkali tidak konsisten karena bergantung pada cuaca dan intensitas cahaya yang sulit diprediksi. Hal ini tidak hanya memperlambat proses produksi, tetapi juga berdampak pada kualitas produk akhir.
Melihat permasalahan ini, Annahl Muhammad Fajdi, mahasiswa dari Jurusan Teknik Listrik Industri, Fakultas Sekolah Vokasi Undip, menciptakan dehydrator yang dapat melakukan proses pengeringan dengan listrik, tanpa tergantung pada kondisi cuaca pada Kamis (29/08/2024).
Dehydrator ini memiliki ukuran 50x50x60 cm, cukup besar untuk memuat banyak kerajinan eceng gondok dalam satu kali proses pengeringan tergantung daripada ukuran kerajinan tangan.
Dilengkapi dengan empat buah lampu pemanas yang berfungsi sebagai pengganti sinar matahari, alat ini memastikan pengeringan yang merata dan konsisten.
Selain itu, suhu dalam dehydrator dapat diatur sesuai kebutuhan, memungkinkan pelaku UMKM untuk menentukan sendiri tingkat panas yang diinginkan sesuai dengan karakteristik produk yang sedang dikeringkan.
Annahl Muhammad Fajdi menjelaskan bahwa tujuan utama dari pembuatan dehydrator ini adalah untuk memberikan solusi yang praktis dan efisien bagi para perajin eceng gondok.
"Dengan alat ini, para perajin tidak perlu lagi khawatir dengan perubahan cuaca yang bisa menghambat proses produksi. Mereka bisa mengeringkan produk kapan saja dengan hasil yang konsisten," ujar Annahl.
Pengrajin telah menggunakan dehydrator ini dan menyambut baik inovasi tersebut. Meskipun efisiensinya belum dapat dibuktikan secara menyeluruh, dehydrator ini jelas mengurangi ketergantungan pada cuaca dan sinar matahari.
Alat ini memerlukan daya antara 200 hingga 250 watt, tergantung pada lampu yang digunakan. Dehydrator ini memberikan solusi yang lebih konsisten dan fleksibel untuk proses pengeringan kerajinan eceng gondok.
Inovasi dehydrator ini disambut baik oleh pengrajin Eceng Gondok karena melihat potensi besar dalam industri kerajinan tangan eceng gondok yang sudah sangat populer dan memiliki banyak peminat.
Kerajinan eceng gondok menjadi produk khas daerah Ambarawa, Kabupaten Semarang, sehingga sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses produksinya.
Dengan teknologi ini, diharapkan proses produksi akan menjadi lebih baik, mendukung pertumbuhan industri lokal, dan mempertahankan keunikan serta daya tarik kerajinan tangan ini.
Dok. Istimewa |
Dengan hadirnya dehydrator canggih ini, Annahl Muhammad Fajdi dan rekan-rekannya dari Undip sekali lagi membuktikan bahwa kolaborasi antara pengetahuan teknik listrik dan kebutuhan industri lokal dapat menghasilkan solusi inovatif yang berdampak nyata.
Inovasi ini diharapkan dapat diadopsi secara luas oleh para pelaku UMKM di seluruh Indonesia, sehingga industri kerajinan tangan eceng gondok dapat terus berkembang dan berkelanjutan di masa depan.
Penulis : Annahl Muhammad Fajdi – Teknik Listrik Industri – Universitas Diponegoro
Editor : Nur Ardi